Man City Vs Chelsea: Memang Sulap Memang Sihir! Bagaimana Thomas Tuchel Capai Dua Final Dalam Seteng

Man City Vs Chelsea: Memang Sulap Memang Sihir! Bagaimana Thomas Tuchel Capai Dua Final Dalam Setengah Musim Man City Vs Chelsea: Memang Sulap Memang Sihir! Bagaimana Thomas Tuchel Capai Dua Final Dalam Setengah Musim

Chelsea bagi berharap pada magis Thomas Tuchel Sabtu (8/5) malam WIB nanti ketika menghadapi Manchester City paling dalam lanjutan Liga Primer musim ini. Tiga poin dalam hal wajib jika mereka ingin mempertahankan asa empat adi mereka.

Laga ini bisa merupakan "gladi resik" bagi Azpilicueta cs sebelum pertunjukkan terakhir menghadapi City antara final Liga Champions 29 Mei nanti.

Berhasil mencapai panggung terakbar di Eropa, kisah The Blues bukannya tanpa cobaan. Si London Biru mesti melintasi berbagai nestapa sebelum sampai di titik ini.

Diawali cerita horor, menjabat dongeng, berakhir tragedi, lalu disulap semaka kembali indah. Pesulapnya? Siapa lagi kalau bukan pelatih kenamaan asal Jerman, Tuan maka Nyonya, beri tepuk tangan yang meriah untuk Tuchel!

Bagaimana tidak, dekat bawah banan-banan larangan transfer berikut hengkangnya bintang kelas dunia dalam batang tubuh Eden Hazard, Chelsea menatap musim 2019/2020 tanpa pelatih. Siapa nan mau menukangi Chelsea nan pincang ini? Belum lagi ancaman kapak pemecetan atas Roman Abramovich nan terkenal tanpa ampun, rumus cerita horor bagi karier seorang pelatih.

Datanglah seorang malaikat yang tidak skeptis menggenggam tangan Chelsea. Adalah Frank Lampard, legenda, top skorer, peraih cawan suci Liga Champions bagi Chelsea, yang jago mengisi pos peninggalan Maurizio Sarri itu.

Meski tak terlampau meyakinkan, Lampard sukses membawa klub demi mana ia mencetak 211 gol melalui tengah lapangan itu ke final Piala FA dan mengamankan dunia demi Liga Champions musim ini. Ia lagi meluluskan berbagai pemain akademi ke Stamford Brige sebagaimana Mason Mount dan Tammy Abraham. Terdengar sebagaimana dongeng, bukan?

Alih-alih menjadi dongeng, kisah cinta Lampard-Chelsea berakhir di Januari, tragis. Menghabiskan batas £200 Juta lebih, Chelsea justru makin bobrok beserta patut menanggung malu melungguh di tahapan sembilan di liga.

Hasil terkandung memaksa Roman Abramovich melangsungkan keputusan berat, melayangkan kapaknya kepada seorang legenda klub.

Namun, kisah ini belum sungguh-sungguh berakhir. Abramovich patut bersyukur seorang pesulap menemukan jalannya ke London Barat.

Tuchel, yang baru saja dipecat melalui kondisinya bak bos Paris Saint-Germain lantaran kerap cekcok memakai Direktur Olahraga PSG Leonardo Araujo, tanpa ragu mengambil keluangan kepada menggenggam tampuk kepelatihan Chelsea. Ini merupakan keluangan baginya kepada mengharumkan namanya lagi.

Abramovich memang meminta Tuchel demi kembali mengangkat derajat Chelsea dan mengembalikan mereka ke jajaran klub elit di Eropa, namun ia mau terkejut betapa gesitnya Tuchel mencapai hal itu: terdalam empat bulan saja. Sihir memang kata adapun pantas disematkan.

Chelsea melontarkan Raja Eropa Real Madrid tunduk hadapan Stamford Bridge 2-0 (agregat 3-1) hadapan laga leg kedua semi-final Liga Champions, mengantarkan mereka ke final Liga Champions pertamanya paling dalam sembilan tahun.

Ajaibnya lagi, Tuchel merupakan pelatih pertama dalam sejarah akan mencapai final kompetisi kasta tertinggi Eropa itu dua kali berturut-turut bersama klub akan bersenjang .

Tuchel lagi berkesenggangan membawa pulang trofi Piala FA ke Stamford Bridge demi menantang Leicester City antara Wembley 15 Mei besok. Ia pun menyeret The Blues bahwa senggang terseok antara papan tengah selaku kandidat kuat bagi finis empat adi antara Liga Primer.

Lini pertahanan Chelsea yang terkenal gampang bocor dekat era Lampard kini telah ditambal hingga mencapai 18 nirbobol ekstra dalam 24 pertandingan. Pemain-pemain bagaikan Andreas Christensen, Antonio Rudiger, Ben Chilwell, dan Jorginho tampak kembali menemukan ritmenya selesai disentuh tangan ajaib Tuchel.

Sihir seberkuasa ini tentu memerlukan pengorbanan. Nama-nama kelas wahid macam Jose Mourinho, Jurgen Klopp, Carlo Ancelotti, Diego Simeone, Zinedine Zidane, tenggat Pep Guardiola sendiri telah dikalahkan Tuchel jadi tumbal. Dalam metodenya, Chelsea bahkan hanya kebobolan satu kali saja! 

Di tengah pandemi maka mentok mengenai keluarga, Tuchel juga mesti mengorbankan hal-hal personal demi bisa meraih prestasi bersama Chelsea.

"Seberjarak ini, itu pengorbanan akan pantas," ujar Tuchel tersenyum lebar. "Saya sangat bersyukur bisa memandu tim ini."

"Pekerjaan belum selesai, kami berlaga di dua final bersama pengorbanan adapun telah saya lakukan, tidak pernah sia-sia sejak awal," imbuhnya.

Panggung telah siap, penonton telah duduk rapi dengan kudapan dempet pangkuan mereka. Mari bersama-sama menjabat saksi gladi resik Sabtu (8/5) ini sebelum pertunjukkan terakhir musim ini dari Thomas Tuchel.di final Liga Champions.

Saksikan Tayangan Langsung Dan Cuplikan Pertandingan Kompetisi Top Dunia mulai Liga Inggris, Liga Jerman, Liga Belanda, Copa Libertadores, Kualifikasi Piala Dunia sampai-sampai UEFA Nations League sekadar di www.mola.tv   bersama Simak Jadwal Lengkap Pertandingan di Instagram @molatv.sport   dan  KLIK UNTUK BERLANGGANAN !

Baca terus: Cara Mudah Berlangganan Mola TV & Nonton Siaran Langsung Liga Inggris